Kamis, 10 Desember 2009

Demam Juga Bermanfaat?


Jangan langsung panik begitu si kecil demam! Tak semua demam berbahaya
bagi anak. Bahkan, demam justru bisa bermanfaat bagi tubuhnya.

Demam kok bermanfaat?! Begitu mungkin pikir para ibu yang setiap hari
selalu berurusan dengan anak. Bagaimana bisa menganggap bermanfat bila
panas tinggi anak saja sudah cukup membuat kuatir. Ya memang boleh saja
kuatir, tapi sebaiknya juga Anda perlu tahu demam seperti apa yang perlu
dikuatirkan. Tapi, "..demam pada dasarnya merupakan reaksi alamiah tubuh
terhadap adanya infeksi. Jadi, saat si kecil mengalami infeksi, demam
tak perlu ditakuti karena justru itu tanda bahwa mekanisme pertahanan
tubuhnya bekerja dengan baik," jelas dr. Budi Yudono, SpA(K) dari ..

Sepanjang suhu tubuhnya tidak melonjak tajam dan muncul gejala-gejala
lainnya yang membahayakan seperti kejang, misalnya, orangtua tak perlu
kuatir. Apa dan bagaimana tentang demam? Berikut ulasan tuntas tentang
demam untuk Anda.

Kuman
Demam yang terjadi pada anak-anak umumnya disebabkan oleh infeksi
kuman, baik virus maupun bakteri. Karena infeksi tersebut,
komponen-komponen sistem kekebalan tubuh seperti sel darah putih
(leukosit) dan limfosit bekerja keras untuk melawan kuman. Nah, sel-sel
tersebut bisa bekerja dengan lebih baik jika suhu tubuh dalam keadaan
meningkat. Karena itulah, muncul gejala demam tadi. Dengan adanya demam,
jumlah substansi antivirus di dalam tubuh pun ikut meningkat.

Demam yang terjadi pada anak-anak biasanya tak berbahaya dan tak
menyebabkan kerusakan otak atau kerusakan fisik. Pada saat anak
diimunisasi misalnya, biasanya akan muncul gejala demam ringan sebagai
reaksi atas suntikan yang diberikan. Demam juga bukan indikasi adanya
penyakit serius kecuali bila disertai dengan perubahan penampilan,
perubahan tingkah laku, atau gejala lainnya seperti sulit bernapas atau
kehilangan kesadaran.

Sementara ada anggapan bahwa demam tinggi adalah penyebab kejang
demam. Padahal hal itu tidak sepenuhnya benar. Menurut Dr. Robert
Mendelsohn dalam bukunya, "How To Raise A Healthy Child in Spite of Your
Doctor" demam tinggi bukanlah penyebab utama kejang demam. Kejang
tersebut baru terjadi saat suhu badan meningkat amat cepat, dan umumnya
ini jarang terjadi. Hanya sekitar 4 persen anak dengan demam tinggi yang
demamnya berkaitan dengan kejang. Tapi, tentu saja lagi-lagi orangtua
perlu mengetahui demam mana yang perlu diwaspadai dan mana yang tidak.



Hindari Obat Berlebihan
Orangtua biasanya langsung segera memberikan obat penurun panas begitu
anak mereka demam. Cara ini tak selamanya diperlukan sepanjang suhu
tubuh anak tak mencapai 38,5 derajat Celsius dan anak masih terlihat
ceria. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, demam memang
diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh saat terjadi infeksi.
Sebaliknya, pemberian obat penurun panas terlalu sering seperti obat
parasetamol, asetaminofen, aspirin, dan ibuprofen justru bisa berdampak
negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Torres dari Biomedical Utah State
University, misalnya, memberikan teori baru tentang kemungkinan penyebab
semakin tingginya kasus autisme saat ini. Torres menduga peningkatan itu
berkaitan dengan pemberian obat penurun panas pada ibu hamil dan
anak-anak. Selain itu, tidak ditemukan pula bukti bahwa obat penurun
panas berhubungan dengan peningkatan nafsu makan dan menjadi lebih
aktif. Jadi, intinya orangtua sebaiknya mengenali kapan harus memberikan
obat penurun panas dan kapan obat tersebut tidak diperlukan.



Demam Yang Perlu Diwaspadai
Lalu, demam seperti apa yang perlu diwaspadai? Bila suhu tubuh terus
meningkat dengan cepat dan muncul gejala-gejala lain seperti kehilangan
kesadaran, sulit bernapas, muntah segeralah membawa si kecil ke dokter.
Apalagi bila demam terjadi pada anak yang baru lahir. Demam yang terjadi
pada bayi di pekan pertama kehidupannya harus mendapatkan perhatian
serius. Hal ini karena umumnya telah terjadi infeksi pada saat proses
persalinan ataupun penyebab serius lainnya. Berikut adalah gejala-gejala
penyerta demam yang harus diwaspadai menurut rekan dr. Budi Yudono:

- Buang air kecil tak sebanyak biasanya.

- Warna mata yang kekuningan.

- Batuk selama lebih dari sepekan.

- Si kecil tampak merasakan nyeri di bagian telinga atau hidungnya.

- Tak mau makan ataupun minum, dan terlihat lemas.

- Batuk disertai muntah.

- Sulit bernapas hingga mulut dan bibirnya terlihat kebiruan.

Bila gejala-gejala penyerta yang muncul seperti di atas, tentu demam tak
bukan lagi sesuatu yang bermanfaat buat si kecil. Anda perlu segera
berkunjung ke dokter



4 Langkah Tangani Anak Demam

1. Basuhlah tubuhnya dengan air hangat. Atau, bisa juga membiarkannya
berendam di dalam bathtub berisi air hangat.

2. Pastikan si kecil mendapatkan cukup cairan agar dia tidak mengalami
dehidrasi, mengingat suhu tubuh yang meningkat bisa membuat keluarnya
banyak cairan dari tubuh. Sup ayam yang hangat bisa Anda coba karena
memang terbukti secara ilmiah mampu meringankan gejala demam. Bila si
kecil masih minum ASI, Anda bisa menyusuinya.

3. Pilihkan pakaian berbahan tipis untuk dikenakan si kecil agar dia
merasa nyaman. Hindari pakaian berlapis-lapis yang justru akan semakin
meningkatkan suhu tubuhnya.

4. Pantau terus suhu tubuh si kecil dan kenali gejala-gejala penyerta
yang perlu diwaspadai. Bila suhu tubuh terus meningkat dengan cepat dan
muncul gejala-gejala lainnya yang mencemaskan Anda, segera bawa si kecil
ke dokter (fr:milis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda